Profil Desa Banjarejo
Ketahui informasi secara rinci Desa Banjarejo mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Banjarejo, Kuwarasan, Kebumen. Mengupas tuntas potensi pertanian padi serta keunggulan pada sektor peternakan itik dan entok sebagai motor penggerak ekonomi alternatif, sejalan dengan filosofi desa yang makmur dan tertata.
-
Filosofi "Banjarejo" sebagai Desa yang Tertata dan Makmur
Nama desa ini mencerminkan cita-cita historis untuk mewujudkan sebuah pemukiman (banjar) yang ramai, makmur, dan sejahtera (rejo), yang menjadi spirit pembangunan.
-
Peternakan Itik dan Entok sebagai Sektor Ekonomi Unggulan
Desa ini memiliki keunggulan pada sektor peternakan unggas air, khususnya itik (bebek) dan entok, yang menjadi sumber pendapatan penting dan ikon ekonomi alternatif bagi banyak keluarga.
-
Sinergi antara Lahan Sawah dan Peternakan
Terdapat simbiosis mutualisme antara pertanian padi dan peternakan, di mana lahan pascapanen dimanfaatkan sebagai area penggembalaan itik yang membantu memberantas hama secara alami.
Desa Banjarejo, sebuah komunitas agraris yang produktif di Kecamatan Kuwarasan, Kabupaten Kebumen, menyandang nama yang merefleksikan cita-cita klasik masyarakat Jawa akan sebuah tatanan kehidupan yang ideal. "Banjarejo," berasal dari kata "Banjar" (barisan, deretan, pemukiman) dan "Rejo" (ramai, makmur), mengisyaratkan sebuah visi tentang pemukiman yang teratur, ramai dan sejahtera. Visi ini diwujudkan melalui dua pilar ekonomi yang saling menopang secara harmonis: ketahanan sektor pertanian padi dan geliat industri peternakan rakyat, khususnya itik dan entok.Profil ini akan menyajikan gambaran mendalam tentang Desa Banjarejo, mulai dari filosofi di balik namanya, kondisi geografis dan demografi terkini, hingga bagaimana masyarakatnya mengelola dan menyinergikan potensi agraris dan peternakan. Dengan menyajikan data akurat dan analisis objektif, artikel ini bertujuan memberikan potret utuh Desa Banjarejo sebagai contoh nyata bagaimana diversifikasi ekonomi di tingkat perdesaan dapat menciptakan kemakmuran yang stabil dan berkelanjutan.
Filosofi di Balik Nama Banjarejo: Cita-Cita Keteraturan dan Kemakmuran
Nama "Banjarejo" merupakan sebuah cerminan dari tata nilai dan harapan para pendirinya. "Banjar" dalam konteks penamaan wilayah di Jawa sering kali merujuk pada sebuah pemukiman yang tertata rapi, berderet, atau sebuah komunitas yang terorganisir. Sementara "Rejo" adalah kata yang sangat positif, melambangkan keramaian, kemakmuran, dan kesejahteraan. Gabungan kedua kata ini membentuk sebuah visi tentang sebuah desa yang tidak hanya makmur secara ekonomi, tetapi juga teratur dan harmonis secara sosial.Filosofi ini tercermin dalam lanskap desa yang didominasi oleh petak-petak sawah yang terhampar rapi dan pemukiman yang tertata. Semangat "Rejo" atau kemakmuran tidak dicari dari satu sumber tunggal, melainkan dari berbagai usaha yang saling melengkapi, dalam hal ini antara hasil bumi dari sawah dan hasil ternak dari pekarangan rumah, menciptakan sebuah ekosistem ekonomi yang seimbang.
Kondisi Geografis dan Wilayah Administratif
Secara geografis, Desa Banjarejo terletak di dataran rendah yang subur, sebuah ciri khas utama dari wilayah Kecamatan Kuwarasan yang menjadikannya sebagai salah satu lumbung pangan di Kabupaten Kebumen. Ketersediaan sumber air yang cukup untuk irigasi menjadi modal alam yang sangat berharga bagi aktivitas pertanian di desa ini.Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Kebumen yang dipublikasikan pada tahun 2025 (untuk data tahun 2024), luas wilayah Desa Banjarejo tercatat sekitar 1,51 kilometer persegi (151 hektare). Mayoritas lahan di wilayah ini merupakan sawah produktif. Batas-batas wilayah administratif Desa Banjarejo yaitu sebagai berikut:
Di sebelah Utara, berbatasan dengan Desa Ori.
Di sebelah Timur, berbatasan dengan Desa Kuwarasan.
Di sebelah Selatan, berbatasan dengan Desa Kuwaru.
Sementara di sebelah Barat, berbatasan dengan Desa Gandusari.
Posisinya yang dikelilingi oleh desa-desa produktif lainnya menempatkan Banjarejo dalam sebuah jaringan sosial dan ekonomi yang aktif dan dinamis.
Demografi dan Karakter Masyarakat Petani-Peternak
Menurut data kependudukan termutakhir, Desa Banjarejo dihuni oleh 2.650 jiwa. Dengan luas wilayah 1,51 km², maka tingkat kepadatan penduduk desa ini mencapai sekitar 1.755 jiwa per kilometer persegi. Karakteristik utama masyarakatnya ialah sebagai komunitas petani-peternak yang ulet dan pekerja keras.Kehidupan sehari-hari warga sangat lekat dengan alam dan siklus musim. Pagi hari diisi dengan aktivitas di sawah, sementara sore hari sering kali digunakan untuk merawat ternak di pekarangan rumah. Budaya beternak itik dan entok telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan banyak keluarga, diwariskan dari generasi ke generasi. Hal ini membentuk masyarakat yang sabar, telaten, dan memiliki pemahaman mendalam tentang ekosistem pertanian terpadu.
Tata Kelola Pemerintahan Desa
Pemerintahan Desa Banjarejo, yang dipimpin oleh Kepala Desa beserta jajaran perangkatnya, memegang peran penting dalam mendukung dua pilar ekonomi utama warganya. Pemerintah desa secara aktif memfasilitasi kebutuhan para petani dan peternak, misalnya dengan berkoordinasi dengan penyuluh pertanian lapangan (PPL) dan mantri hewan untuk penyuluhan dan program kesehatan ternak.Kantor Balai Desa menjadi pusat pelayanan dan perencanaan pembangunan. Melalui Musrenbangdes, Pemerintah Desa bersama Badan Permusyawaratan Desa (BPD) menampung aspirasi warga dan merumuskan program-program prioritas. Pengelolaan Dana Desa sering kali diarahkan untuk mendukung sektor pertanian dan peternakan, seperti melalui perbaikan saluran irigasi, pembangunan jalan usaha tani, atau program bantuan bibit ternak bagi kelompok-kelompok peternak.
Dua Pilar Ekonomi: Sinergi Sawah dan Kandang
Perekonomian Desa Banjarejo menunjukkan sebuah model klasik pertanian terpadu yang sangat efektif, di mana terdapat hubungan simbiosis mutualisme antara lahan sawah dan kandang ternak.Pertanian Padi sebagai Fondasi Utama: Sektor ini menjadi jangkar ekonomi desa. Lahan sawah yang subur dan terairi dengan baik menjadi basis produksi padi yang menjamin ketahanan pangan dan menjadi sumber pendapatan utama bagi sebagian besar penduduk.Peternakan Itik dan Entok sebagai Sektor Unggulan: Inilah yang menjadi nilai tambah dan keunikan Desa Banjarejo. Hampir setiap keluarga memiliki usaha peternakan unggas air skala rumah tangga. Itik (bebek) umumnya dipelihara untuk diambil telurnya, yang memiliki permintaan pasar yang stabil. Sementara entok (Muscovy duck) lebih banyak dibudidayakan untuk diambil dagingnya, yang menjadi favorit untuk berbagai olahan kuliner. Sektor ini menjadi "tabungan" dan sumber pendapatan harian atau mingguan yang sangat membantu ekonomi keluarga.Hubungan sinergis antara keduanya terlihat jelas pada masa pascapanen. Para peternak sering kali melepas itik-itik mereka di lahan sawah yang baru dipanen. Praktik yang disebut angon ini memberikan beberapa keuntungan sekaligus: itik mendapatkan pakan alami dari sisa-sisa gabah dan hama seperti keong mas, sementara sawah menjadi lebih bersih dari hama dan mendapatkan pupuk alami dari kotoran itik.
Pembangunan Infrastruktur Penunjang Ekonomi Agraris
Pembangunan infrastruktur di Desa Banjarejo difokuskan untuk menunjang kelancaran aktivitas pertanian dan peternakan. Jaringan irigasi yang terawat baik menjadi prioritas utama untuk memastikan pasokan air ke sawah. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani juga sangat vital untuk mempermudah akses petani ke lahan dan transportasi hasil panen.Infrastruktur dasar seperti jalan desa yang baik, listrik, dan air bersih juga terus ditingkatkan untuk mendukung kualitas hidup dan aktivitas ekonomi lainnya, termasuk mempermudah para pedagang telur atau daging unggas untuk masuk dan bertransaksi di desa.
Tantangan dan Visi Peningkatan Nilai Tambah
Meskipun model ekonomi yang ada sudah cukup stabil, Desa Banjarejo menghadapi beberapa tantangan. Di sektor peternakan, tantangan utamanya ialah ancaman wabah penyakit unggas, fluktuasi harga pakan yang tinggi, serta rantai pemasaran yang sering kali panjang sehingga keuntungan peternak tidak maksimal.Visi pembangunan ke depan ialah meningkatkan nilai tambah (value added) dari produk-produk unggulan desa. Alih-alih hanya menjual bahan mentah seperti telur atau unggas hidup, desa ini memiliki potensi besar untuk mengembangkan industri pengolahan. Beberapa strategi yang dapat dikembangkan:
Pengembangan Produk Olahan: Memproduksi telur asin bakar atau aneka olahan daging entok siap saji (seperti entok rica-rica atau opor dalam kemasan vakum) yang memiliki daya simpan lebih lama dan harga jual lebih tinggi.
Penguatan Kelembagaan Peternak: Mendorong pembentukan koperasi peternak untuk melakukan pembelian pakan secara kolektif (agar lebih murah) dan meningkatkan posisi tawar dalam menjual produk.
Peran BUMDes: Menjadikan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) sebagai motor penggerak industri pengolahan dan pemasaran dengan menciptakan merek lokal yang khas.
Penutup
Desa Banjarejo, Kecamatan Kuwarasan, adalah sebuah contoh nyata dari sebuah desa yang hidup selaras dengan filosofi namanya. Keteraturan (Banjar) terlihat dari lanskap pertaniannya yang tertata, dan kemakmuran (Rejo) diraih dari sinergi produktif antara sawah dan kandang. Dengan terus memelihara model pertanian terpadu yang arif ini sambil membuka diri terhadap inovasi di bidang pengolahan hasil, Desa Banjarejo memiliki fondasi yang sangat kokoh untuk terus tumbuh menjadi komunitas yang semakin sejahtera dan berdaya di masa depan.
